Popular posts

Unknown On Selasa, 10 Desember 2013


Tugas Bahasa Indonesia
Paragraf  dalam Wacana Bahasa Indonesia



 


Disusun oleh :
Riska Oktaviana
Libas Fitri P
Rendi Syahputra
Kurnia Rahmawati
Awan Darmawan




Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Tahun 2012
Paragraf  dalam Wacana Bahasa Indonesia

I. Tujuan Penulisan
Paragraf adalah salah satu materi pembahasan yang sangat sering di ulas dan diberikan kepada para kalayak umum. Pada kenyataannya walaupun sering di ulas di setiap kesempatan, tidak jarang mereka mendapatkan pembahasan yang kurang rinci sehingga mereka tidak dapat menangkap seluruh manfaat dari pembahasan paragraf tersebut. Kesempatan kali ini kami ingin mengulas lebih dalam tentang paragraf juga menjabarkan tujuan apa sajakah yang dapat di ambil  ketika mereka mempelajari tentang paragraf, diantaranya adalah :

1.            Membantu Memahami Isi

Tujuan mempelajari  paragraf  kali ini ialah sebagai sarana yang membantu mereka untuk memahami isi. Kalau saja tidak ada paragraf pasti para pembaca akan sulit membedakan kapan sang penulis memberikan ide pokok yang berbeda.

2.            Membantu Menguraikan Masalah

Selanjutnya paragraf juga bertujuan sebagai sarana yang membantu penulis untuk menguraikan masalah . Paragraf juga dapat membantu penulis mengembangkan semua ide yang ada  agar terurai secara jelas dan sistematis agar dipahami oleh pembaca.












II.   Pembahasan Materi Paragraf

b)     Pengertian Paragraf
Paragraf = Alinea
Paragraf adalah kesatuan pikiran yang lebih luas atau tinggi dari kalimat atau himpunan kalimat – kalimat yang terikat untuk membentuk sebuah gagasan atau ide. Hanya ada satu gagasan dalam satu paragraf.

c)     Macam – Macam Paragraf
i)       Menurut Sifat dan Tujuan
1.      Paragraf Pembuka
Yaitu : paragraf yang membuka atau mengantarkan isi karangan pada pembaca. 
2.      Paragraf Penghubung
Yaitu : Paragraf yang menghubungkan antara pembuka, isi tulisan dan penutup.
3.      Paragraf Penutup
Yaitu : Paragraf yaang mengakhiri karangan.

ii)    Menurut Letak Kalimat Topik
 1. Paragraf Deduksi
Deduksi berarti berfikir dari umum ke khusus. Paragraf ini penempatan kalimat topiknya selalu diawal.
Contoh :
 Janji-janji yang disampaikan oleh calon presiden pada waktu kampanye pilkada (pemilihan kepala daerah) amat menarik. Pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme dikalangan pejabat daerah merupaan prioritas utama yang akan segera dilaksanakan untuk menjamin terselenggaranya pemerintahan daerah yang bersih dan berwibawa. Kesejahteraan petani, nelayan, dan buruh serta karyawan baik negeri maupun swasta akan ditingkatkan. Anggaran pendidikan pun akan dinaikkan sampai dua kali lebih besar dari pada anggaran sebelumnya. Gedung-gedung sekolah dan peralatannya akan diperbaharui dan ditambah. Selain itu, tidak akan ada lagi anak yang tidak mampu bersekolah karena SPP dan buku murid-murid SD/MI sampai SMA/MA yang berasal dari keluarga kurang mampu akan ditanggung oleh pemerintah daerah.
2. Paragraf Induksi
Paragraf yang pengembangannya dimulai dari pemaparan bagian-bagian kecil atau hal-hal yang konkret hingga sampai kepada suatu simpulan yang bersifat umum disebut paragraf induksi. Induksi berarti cara berfiikir dari khusus ke yang umum. Pada paragraf seperti ini penempatan kalimat topiknya berada diakhir paragraf.Contoh:
Budi tinggal bersama ibunya yang telah menjanda disebuah rumah dekat masjid. Setelah ibunya meninggal, dia diajak ke rumah pamannya di sebuah perkampungan kumuh yang sangat jauh dari masjid. Anak-anak muda di kampung itu terkenal dengan kenakalannya dan mereka senang bergerombol di mulut-mulut gang sambil menenggak minuman keras dan mengganggu orang-orang yang lewat. Akhirnya Budi pun terpengaruh menjadi pemabuk dan suka berkelahi. Dia tidak segan-segan melukai seseorang ketika mabuk dan sering terlibat aksi tawuran antarkelompok remaja kampung itu. Kini Budi meringkuk dalam tahanan polisi, padahal dahulu ia seorang anak yang baik dan rajin shalat.

3.Paragraf Campuran
Dalam paragraf campuran penempatan kalimat topiknya di tengah paragraf. Paragraf ini di mulai oleh kalimat pengembang setelah kalimat atau kata transisi kalau ada. Setelah itu, kalimat topik di kembangkan lagi dan diakhiri oleh kalimat penegas kalau diperlukan.Contoh:
Dia pandai bergaul dan menyesuaikan diri sehingga setiap orang amat suka bersahabat dengannya. Dalam berpakaian, dia tidak pernah mencari perhatian orang lain dan selalu menyesuaikan dengan lingkungan tempat dia tinggal. Dia pandai berhias diri tetapi tidak pernah memakai make up yang berlebihan. Pantas laila menjadi idaman setiap jejaka. Di samping itu,dia pun rajin mengaji dan tidak pernah meninggalkan shalat yang lima waktu atau tes yang sesuai dengan anjuran gurunya, prestasi setiap semesternya selalu meningkat dan sampai sekarang dia bertahan pada peringkat pertama dikelasnya.

4.Paragraf Perbandingan
Pengembangan Paragraf perbandingan dilakukan dengan cara membanding-bandingkan kalimat topik. Misalnya, kalimat topik mengenai hal yang bersifat abstrak dibandingkan dengan hal yang bersifat konkret dengan cara merinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang konkret atau bagian bagian kecil.
Contoh:
Sifat orang jahat sama halnya dengan lalat. Lalat biasa hinggap di tempat-tempat yang kotor dan selalu makan makanan yang menjijikan. Kemana saja dia pergi pasti pasti membawa penyakit. Begitu juga orang jahat biasa tinggal di tempat-tempat maksiat dan biasa makan makanan yang diharamkan. Kemana pun dia pergi pasti bikin membuat keonaran yang meresahkan warga.

iii)  Teknik Pemaparannya
Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi dalam empat macam, yaitu deskriptif, ekspositoris, agumentatif, dan naratif.
A.          Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri kekanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh pancaindra.
Contoh :
         Pasar tanah abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di toko yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil penjual sayur dan bahan dapur. Disamping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan pada bagian belakang kita dapat berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat lantai satu, dua, dan tiga.

B.           Ekspositoris
Paragraf Ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek. Tertuju pada satu unsur saja. Penyampainnya dapat menggunakan perkembangan analisis atau keruangan.
Contoh :
Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.

C.           Argumentatif
Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf argumentatif disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih brsifat membujuk atau menyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
                        Contoh :
Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua. Amankan? kalo memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya sehingga ia tetap nyaman di naiki?

D.          Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi haya kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.
                           Contoh :
         Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang berteman dengan Syairun. Bahkan ayah mengatakan bahwa aku akan dia antar dan dijemput ke sekolah. Itu semua gara-gara Selamat yang telah memperkenalkan aku dengan Siti.

d)     Syarat Paragraf yang Baik
1)      Kesatuan, maksudnya adalah adanya satu gagasan yang ada dalam paragraf.
2)      Kepaduan, maksudnya adanyaa kekompakan jalinan kalimat dalam paragraf.
3)      Cukup pengembangan, maksudnya adalh adnya kaliamat topik dan kalimat pengembang di dalaam paraagraf.

e)     Metode Pengembangan Paragraf
1.      Alamiah
Yaitu : metode yang berdasarkan urutan ruang dan waktu
Contoh :
   Menendang bola dengan sepatu, baru dikenalnya sekitar 1977. Saat itu ia baru lulus dari STM Negeri 3 Jurusan Elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah Halilintar. Dari sini prestasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub PMC sampai sekarang. Pada tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke Merdeka Games di Malaysia. Waktu dipanggil lagi untuk turnamen di Brunai tahun 1985, ia gagal memenuhinya, karena kakinya cedera.

2.      Klimaks dan Antiklimaks
Yaitu : Klimaks : dimulai dari informasi yang gradasinya tinggi (penting) menuju informasi yang gradasinya rendah (kurang penting).
        Anti Klimaks : sebaliknya dari klimaks, dari yang penting-penting ke uang kurang penting.
Contoh :
  Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman sesuai dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia.
  Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, adatraktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank.
  Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahan Carterpilar.
  Di samping Carterpilar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak kalah saing dalam bidang ini. Produksi Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama pad traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya
3.      Perbandingan dan Pertentangan
Yaitu : Memperjelas gagasan utama dengan jalan membandingkan dan mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan.
Contoh :
  Ratu Elisabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar kota ia paling senang menggunakan pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scraf. Lain halnya dengan Margaretd Thatcher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja di tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, ke pemakaman, dan ke upacara resmi lainnya ke parlemen.

4.      Analogi
Yaitu : menyamakan/membandingkan sesuatu yang sudah dikenal dengan yang kurang dikenal.
Contoh :
  Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinis yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infantri. Pasukan infantri ini diibaratkan sebagai ilmu pengetahuan yang diantaranya terdapat ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakan pemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Filsafat menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan itu kepada pengetahuan-pengetahuan lainnya. Setelah penyerahan dilakukan, maka filsafat pun pergi kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas. 
5.      Contoh-contoh
Yaitu : penggunaan contoh-contoh untuk memberi bukti terhadap generalisasi yang sifatnya umum.
Contoh :
  Dalam rangka mengatasi ketinggalan desa, baik dalam bidang pembangunan ataupun dalam bidang pengetahuan, berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah. ABRI masuk desa (AMD) sudah lama kita kenal. Hasilnya pun lumayan, misalnya perbaikan jalan, pembuatan jembatan, pemugaran kampung. Contoh lain KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah pun dinikmati oleh desa yang bersangkutan, misalnya : peningkatan pengetahuan masyarakat, pemberantasan buta aksara, perbaikan dalam bidang kesehatan dan gizi, dan lain-lain. Akhir-akhir surat kabar juga diusahakan masuk desa, walaupun hasilnya belum kelihatan. Barangkali perlu dipikirkan program selanjutnya misalnya bahasa nasional (bahasa Indonesia) masuk desa.

6.      Uraian proses
7.      Sebab akibat
Yaitu : sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran penjelas, atau sebaliknya.
Contoh :
  Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan perdagangan kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima mereka diizinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima dikelola itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.


8.      Umum khusus
Yaitu : Umum Khusus : gagasan utama diletakkan di awal paragraf
Khusus Umum : gagasan utama diletakkan di akhir paragraf.
Contoh :
(1)   Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad-abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa”, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah uang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional.
(2)   Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-surat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan komunikasi antar bangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Demikian juga, pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, komunikasi timbal balik antar pemerintah dan masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa Indonesia.
III.   Simpulan
                  Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf atau yang bisa disebut juga dengan alinea adalah kesatuan pikiran yang luas dari suatu kalimat atau himpunan kalimat – kalimat yang terikat untuk membentuk sebuah gagasan atau ide pokok dan hanya ada satu gagasan dalam satu paragraf. Menurut pembagiannya ada dua macam paragraf yaitu menurut sifat dan tujuan juga menurut letak kalimat topik.
                  Tujuan dari pembelajaran paragraf bagi murid-murid adalah untuk memudahkan mereka memahami isi sebuah tulisan dan paragraf juga bertujuan untuk membantu murid membuat sebuah tulisan dengan cara menguraikan masalah.



V. Daftar pustaka
         
http://staff.uny.ac.id.paragraf.dalam.wacana.bahasa.indonesia.com
http://paragraaf.bahasa.indonesia.com
www.diaryapipah.com.jenis-paragraf-dan-pemaparannya.com
http://noviavi6.blogspot.com.teknik-pemaparan-paragraf



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments